Our Happy Project

Home Education Journey

Field Trip ke Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur


Field Trip ke Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur. Akhir tahun 2018, kami sekeluarga memanfaatkan momen liburan dengan mengunjungi beberapa tempat wisata di Lampung. Alhamdulillah Papa mendapat cuti yang lumayan panjang dari kantor yaitu selama 'satu tahun', dari akhir Desember 2018 sampai awal Januari 2019 he he he. Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah Way Kambas.

Mengapa Way Kambas? Alasannya banyak, mulai dari Papa yang ingin melihat gajah lagi dan mengajak anak-anak ke tempat wisata yang menjadi salah satu ikon Lampung.


Lokasi dan Cara Pergi ke Taman Nasional Way Kambas


Taman nasional perlindungan gajah ini terletak di Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Karena terletak di kabupaten, jaraknya memang jauh dari kota Bandar Lampung. Kurang lebih 90 km dengan jarak tempuh sekitar 3 jam. 

Salah satu persiapan yang kami lakukan sebelum berangkat adalah cari kartu e-toll. Lho, mau ke Way Kambas malah cari kartu e-toll? Memang gajahnya ada di pinggir jalan tol??? Bukaaan. Kami mencari kartu e-toll karena selama libur natal dan tahun baru, jalur tol dibuka dan untuk masuknya pengguna jalan harus memiliki kartu e-toll. Kebetulan juga lokasi rumah dekat dengan pintu tol Kotabaru. Jadi kami memutuskan untuk sekalian mencoba jalan tol baru supaya bisa hemat waktu.

Baca juga: Field Trip ke Taman Kupu-Kupu Gita Persada.


Gerbang Tol Kotabaru

Namun karena tingginya antusiasme warga untuk mencoba jalan tol baru, kartu e-tollpun jadi langka. Malam sebelumnya kami sudah bertanya ke beberapa mini market namun hasilnya nihil. Alhamdulillah esok harinya kami bisa membeli kartu e-toll di kantor dekat pintu masuk tol Kotabaru. Selama melewati jalan tol anak-anak sangat bersemangat. Maklum ya, namanya lewat jalan tol baru.

Pintu tol Tegineneng Timur

Kami masih pintu tol Kotabaru jam 9 pagi. Kurang lebih 30 menit kemudian kami keluar di pintu tol  Tegineneng Timur di daerah Trimurjo. Perjalananpun kami lanjutkan menuju kota Metro, Pekalongan, dan akhirnya sampai di Way Jepara.

Dari jalur utama di sebelah kiri jalan kita akan melihat papan nama bertuliskan informasi tempat wisata Way Kambas lengkap dengan patung gajah di dekatnya. Awalnya kami sempat kebingungan, kok setelahnya tidak ada lagi tanda-tanda penunjuk jalan ke lokasi. Tapi warga setempatpun meyakinkan kami kalau ini jalur yang benar.

Ternyata ramai pengunjungnya. 

Akhirnya kamipun tiba di depan gerbang Taman Nasional Way Kambas. Ternyata sudah banyak mobil berisi pengunjung yang ingin masuk ke Way Kambas. Sambil menunggu giliran, kami membeli dua sisir pisang. Buat apa? Katanya sih untuk memberi makan si gajah. Tapi sebelum masuk gerbang dan bertemu dengan gajah, yuk beli tiketnya dulu. 

“Berdasarkan sejarah, pendirian kawasan pelestarian alam Way Kambas dimulai sejak tahun 1936 oleh Resident Lampung, Mr. Rookmaker.”

Harga Tiket Masuk Taman Nasional Way Kambas


Untuk masuk ke taman ini, pengunjung harus membayar tiket sebesar Rp 10.000 per orang ditambah biaya asuransi Rp 2.000 per orang. Setelah membeli tiket, kamipun melewati gerbang. Ternyata masih cukup jauh jarak untuk sampai ke tempat pelatihan gajahnya, kurang lebih 9 km jaraknya. Namun sepanjang jalan kondisinya sejuk sekali karena di kiri kanan banyak pepohonan rindang.

Peta Taman Nasional Way Kambas.

Sampai di lokasi, kami masih harus membeli tiket parkir lagi sebesar Rp 10.000 per mobil. Sayangnya meski tempat parkirnya luas namun petugas kurang mengatur posisi parkir kendaraan. Akibatnya posisi parkir mobil pengunjungpun jadi tidak rapi. 

Saat liburan akhir tahun rupanya dimanfaatkan warga Lampung untuk mengunjungi Taman Nasional Way Kambas. Ini terlihat dari jumlah pengunjung yang ramai sekali. Di sini juga banyak pedagang kaki lima dan warung makan. Suasana jadi agak mirip pasar karena ramainya. Pedagang es krimpun ada dan inilah yang pertama kali diincar anak-anak he he.

Pengunjung memanfaatkan momen liburan akhir tahun untuk pergi ke Way Kambas.

Karena waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 kami memutuskan untuk makan siang dulu di salah satu warung yang ada. Rasa makanannya lumayan dan harganya terjangkau. Awalnya saya kira harga makanan akan dipatok mahal. Ternyata harga makanan berat hanya berkisar Rp 10.000 – Rp 15.000 saja per porsi. Karena cuaca amat panas kami juga membeli es kelapa muda segar.

Makan es krim cokelat. 

Selesai makan, Papa dan Rayyaan sholat dulu di musholla yang terletak di dekat warung. Setelah itu kami menuju ke sebuah lapangan di samping deretan warung makan. Ada seekor gajah yang sedang ditambatkan. Pengunjung boleh memberi makan gajah-gajah di sini. Ada yang membawa pisang, nangka, serta kacang rebus. Rayyaan juga tidak mau ketinggalan memberi makan gajah dengan pisang yang kami beli di dekat gerbang masuk. Oh iya, di dekat lapangan juga ada seekor anak gajah yang lucu.

Anak gajah yang lucu.

“Pada tanggal 14 Januari 2019 telah lahir seekor gajah jantan yang merupakan generasi ketiga gajah sumatera Taman Nasional Way Kambas.”

Aktivitas di Taman Nasional Way Kambas


Sebenarnya ada berbagai aktivitas yang bisa dilakukan di tempat ini selain memberi makan gajah. Misalnya saja melihat atraksi gajah, menunggang gajah keliling lapangan, memandikan gajah, atau tracking naik gajah mengelilingi kawasan Way Kambas. Tapi yang kami coba hanya mengelilingi lapangan dengan menunggang gajah. Di lapangan ini banyak terlihat sesuatu seperti sabut kelapa kering. Tau nggak sebenarnya itu benda apa? Kotoran gajah! He he.


Tarif jasa wisata di Taman Nasional Way Kambas.

Keliling lapangan dengan menunggang gajah.

Sebelum naik gajah kita harus membeli tiket dulu seharga Rp 20.000 per orang. Anak seusia Razqa juga harus membeli tiket. Karena musim liburan dan pengunjung sangat ramai kita harus sabar mengantre di depan loket. Ada sih yang mencoba menyela antrean tapi ditegur pengunjung lain dan petugas loket. Untuk menaiki gajahnyapun kita harus sabar menunggu giliran. Pelajaran juga untuk anak-anak agar bersabar dan tidak menyela antrean.

Antre yaaa!

Akhirnya tiba giliran Papa, Rayyaan, dan Razqa untuk naik. Lho Mama tidak ikut? Mama menunggu di pinggir lapangan saja sambil memotret. Anak-anak terlihat tenang dan menikmati saat menunggang gajah. Justru Papa yang merasa tegang karena harus menjaga anak-anak selama di atas gajah. Apalagi gajah kan jalannya bergoyang-goyang.

Rayyaan, Razqa, dan Papa naik gajah!

“Selain gajah sumatera, jenis hewan yang terdapat di Way Kambas antara lain harimau sumatera, badak sumatera, kijang, beruang madu, lutung, owa, siamang, mentok rimba, ayam hutan, biawak, ular, buaya muara, dan lain-lain.”

Gajahnya sempat beberapa kali berhenti untuk mengambil makanan yang ditawarkan pengunjung lain. Rayyaan juga bertanya “Pa, kok gajah makannya pakai hidung ya?” “Oh belalai gajah itu cuma untuk mengambil makanannya, makannya ya tetap pakai mulutnya.”

Memberi makan gajah.

Setelah menunggang gajah kami bersiap-siap untuk pulang. Soalnya sudah jam 2 siang. Kalau ingin mengejar pulang lewat jalan tol kami harus pulang sekarang. Kalau tidak keburu gerbang tolnya ditutup. Tapi sebelum berjalan ke parkiran kami sempatkan membeli es teh dulu untuk bekal di jalan. Sebenarnya bukannya tidak membawa bekal air minum. Tapi cuaca yang sangat panas membuat kami ingin minum sesuatu yang segar. Kalau ingin main-main lagi ke sini sepertinya harus membawa cooler box deh supaya bisa membawa minuman dingin he he.

Baca juga: Field Trip ke Penangkaran Rusa di Taman Hutan Raya, Bandar Lampung.


Tak mau lihat kamera, mau lihat gajah!

Turis cilik kepanasan, jadi bawa kipas hi hi.

Manfaat Field Trip ke Taman Nasional Way Kambas


Taman Nasional Way Kambas ini bisa dibilang ikonnya provinsi Lampung. Dulu bahkan sampai ada film yang temanya tentang Way Kambas lho. Saat itu Papa dan Mama masih SD. Manfaat main-main ke sini salah satunya adalah melihat gajah dari dekat di lokasi yang dekat dengan habitatnya. 

Kalau ada waktu dan rezeki bisa pergi ke Way Kambas lagi, kami ingin nggak hanya sekedar menunggang gajah tapi lebih menjelajah kawasan ini seperti dengan memandikan gajah di sungai dan mengelilingi kawasan ini. Harapannya tentu saja anak bisa lebih dekat dengan alam dan memahami kalau gajah adalah salah satu hewan langka yang harus dijaga kelestariannya.

Sampai berjumpa lagi.

Makan yang banyak ya.

Manfaat lainnya adalah karena ini piknik keluarga jadi kami berharap bisa meningkatkan bonding antara orang tua dan anak-anak. Selain itu anak-anak juga jadi belajar bersabar. Bersabar menempuh perjalanan yang cukup jauh, bersabar menunggu giliran, serta bersabar menahan diri misalnya saat melihat penjual mainan di tempat wisata. Di sini anak-anak juga bisa mengenal profesi seperti pelatih gajah serta yang bertugas menjaga hewan-hewan di area taman nasional.

Catatan Rayyaan dan Razqa


"Aku suka ke Way Kambas, apalagi lewat jalan tol. Bisa kita ke Way Kambas lagi besok?" - Rayyaan. 

“Razqa cukup tenang di perjalanan meski jarak yang ditempuh cukup jauh. Ia tidak takut melihat gajah bahkan tenang sekali saat diajak menunggang gajah.” 

Salah satu souvenir yang dijual di Way Kambas.

Teman-teman Rayyaan dan Razqa ada yang pernah melihat gajah juga? Di mana? Cerita dong ðŸ˜Š.


Comments

  1. Waduh, itu 3 jam perjalanan lewat tol mbak? Klo nggak lewat tol berapa lama tuh hahaha

    Seru juga keliatannya, kapan2 klo ada kesempatan mampir Lampung boleh banget diusahakan mampir ke Way Kambas. Paket atraksinya juga beragam banget. Mulai dari yg murah sampai yg mahal & aneh2

    Cuma ya itu... Klo pas ramai liburan kok antreannya bikin males ya hihihi... :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ke Our Happy Project by Keluarga Hasan
Mohon tidak berkomentar dengan kata kasar, spam, atau dengan link hidup ya
Terima kasih

back to top